Sabtu, 05 Maret 2011

Muse - Assassin

War is overdue.
The time has come for you,
To shoot your leaders down.
Join forces underground.


Assassins adalah organisasi bawah tanah yang hidup di daratan Mesir hingga Persia pada zaman Dinasti Fatimiyah sekitar tahun 1094 sebelum akhirnya mereka musnah, diinvasi oleh Kekaisaran Mongol pada tahun 1250. Assassins adalah kelompok yang melakukan pemberontakan ketika terjadi suksesi kepemimpinan dari Khalifah Al Mustansir dari Dinasti Fatimiyah kepada anaknya, Al Mustali.

Assassins dikenal sebagai salah satu aliran Islam garis keras dan sangat fanatik pada masa itu. Fanatisme sempit yang mereka anut membuat mereka tidak segan-segan melakukan tindakan pembunuhan sekalipun terhadap orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka, sesuai dengan nama yang disandangkan kepada mereka yaitu Sang Pembunuh (Assassins). Sebagian pakar dan penulis sejarah bahkan sepakat bahwa Assassins adalah cikal bakal dari aksi terorisme modern seperti yang marak akhir-akhir ini.

Namun, perlu kita perhatikan adalah bahwa nama mereka yang memiliki padanan kata dalam bahasa Arab yaitu Hashshasin, memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan istilah Assassins. Hashshasin adalah istilah yang dipergunakan oleh bangsa-bangsa berbahasa pengantar Arab untuk menyebut “para penghisap ganja”. Pada kenyataannya, kelompok ini memang melakukan “ritual” menghisap ganja sebelum turun ke masyarakat untuk melakukan aksi teror dan tindak pembunuhan. Beberapa penulis berpendapat bahwa istilah Assassin berasal dari kata Arab, Assassiin (kayak orang lagi ngaji nih gan, “sin”-nya dibaca pake tanda panjang/mad) yang memiliki arti “para penjaga rahasia”.

Assassins didirikan oleh Hasan bin Sabah, seorang pengikut aliran Syi’ah Ismaili yang pernah mendalami ancient wisdom di Dar ul Hikmat (House of Wisdom) atau yang lebih dikenal dengan nama Grand Lodge of Cairo. Hmmm, istilah “lodge” mungkin ngingetin agan-agan ama perkumpulan rahasia semisal Freemasonry. Pada akhirnya sebagian besar dari kita akan dibikin kaget bahwa dalam menjalankan organisasinya ini, Hasan bin Sabah sebagai Grand Master Assassins memang memakai sistem jenjang kepangkatan sebagaimana halnya Freemasonry. Karena di dalamnya kita juga akan menemukan tingkatan yang serupa dengan Apprentices, Fellows of Craft, dan Masters. Anggota Assassins pada pangkat tertentu juga mempelajari ilmu pengetahuan mistik esoteris dan juga ancient wisdom. Namun perlu ane lurusin bahwa sebagai organisasi underground secara kronologi waktu Assassins lebih dulu ada dibanding secret societies yang kita kenal sekarang. Beberapa catatan sejarah bahkan membeberkan fakta yang bakal membuat sebagian dari ente makin tercengang. Fakta yang dimaksud adalah bahwa Assassins memiliki kontak dengan Knights Templar pada masa Perang Salib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar